News

Sumpah Pemuda: Tonggak Persatuan Bangsa Indonesia

Setiap tanggal 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati salah satu peristiwa bersejarah yang menjadi fondasi utama berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu Sumpah Pemuda. Momentum ini tidak hanya menjadi simbol persatuan pemuda dari berbagai daerah, tetapi juga menjadi titik balik kesadaran nasional untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Sumpah Pemuda bukan sekadar sebuah ikrar, melainkan sebuah manifestasi semangat kebangsaan yang lahir dari tekad dan kesadaran para pemuda bahwa bangsa Indonesia harus bersatu dalam satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa.

Latar Belakang Lahirnya Sumpah Pemuda

Pada awal abad ke-20, Indonesia masih berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda. Keadaan rakyat saat itu sangat memprihatinkan — banyak yang hidup dalam kemiskinan, pendidikan terbatas, dan tidak ada kebebasan untuk berpendapat. Namun, munculnya kaum terpelajar dari berbagai daerah yang menempuh pendidikan di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya mulai memunculkan kesadaran nasional.

Dari kesadaran itu, bermunculan berbagai organisasi kepemudaan yang memiliki semangat perjuangan dan cita-cita kemerdekaan. Di antara organisasi tersebut antara lain:

  • Budi Utomo (1908), organisasi modern pertama di Indonesia yang berfokus pada pendidikan dan kemajuan bangsa.
  • Tri Koro Dharmo (1915), yang kemudian berubah nama menjadi Jong Java, mewadahi para pelajar Jawa untuk memperjuangkan kebudayaan dan kemerdekaan.
  • Jong Sumatra Bond, organisasi pemuda dari Sumatra.
  • Jong Ambon, Jong Celebes, dan Sekar Rukun yang beranggotakan pemuda dari berbagai wilayah Indonesia bagian timur.

Meskipun pada awalnya organisasi-organisasi tersebut masih berfokus pada daerah masing-masing, namun lambat laun tumbuh kesadaran bahwa perjuangan melawan penjajahan tidak bisa dilakukan secara terpisah. Harus ada persatuan nasional agar cita-cita kemerdekaan bisa tercapai.

Kongres Pemuda Pertama (1926)

Sebelum lahirnya Sumpah Pemuda, diadakan Kongres Pemuda I pada tanggal 30 April – 2 Mei 1926 di Jakarta. Kongres ini dipelopori oleh Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari berbagai organisasi pemuda.

Tujuan utama kongres ini adalah untuk mempererat hubungan antarorganisasi pemuda dan membangun rasa persatuan. Namun, hasilnya belum memuaskan karena para peserta masih membawa semangat kedaerahan yang kuat. Meski begitu, kongres ini menjadi landasan penting bagi lahirnya kongres berikutnya yang lebih monumental.

Kongres Pemuda Kedua (1928)

Dua tahun setelahnya, Kongres Pemuda II diadakan di Jakarta pada 27–28 Oktober 1928. Kongres ini menjadi momentum bersejarah karena berhasil melahirkan Sumpah Pemuda yang kita kenal hingga saat ini.

Kongres ini dihadiri oleh perwakilan dari berbagai organisasi kepemudaan, seperti:

  • Jong Java
  • Jong Sumatra Bond
  • Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI)
  • Jong Ambon
  • Jong Batak
  • Jong Celebes
  • dan organisasi pemuda lainnya.

Ketua kongres adalah Sugondo Djojopuspito, sementara wakil ketua R.M. Djoko Marsaid. Tokoh-tokoh penting lainnya seperti Muhammad Yamin, Amir Sjarifuddin, dan W.R. Supratman juga hadir memberikan kontribusi besar.

Kongres ini diselenggarakan di tiga tempat berbeda:

  1. Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB) di Lapangan Banteng (pembukaan),
  2. Gedung Oost-Java Bioscoop di Kramat Raya (sesi kedua),
  3. Gedung Indonesische Clubgebouw, Jalan Kramat Raya 106 (penutupan).

Isi dan Makna Sumpah Pemuda

Pada hari terakhir kongres, 28 Oktober 1928, dibacakanlah rumusan ikrar yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda, yang disusun oleh Muhammad Yamin dan disetujui oleh seluruh peserta kongres. Adapun isi lengkapnya adalah sebagai berikut:

Sumpah Pemuda

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Rumusan tersebut kemudian dikenal sebagai tiga butir Sumpah Pemuda, yang menjadi dasar kokoh bagi lahirnya semangat nasionalisme Indonesia.

Makna dari Sumpah Pemuda sangat mendalam:

  1. Tanah Air yang Satu – Menegaskan bahwa seluruh wilayah nusantara adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
  2. Bangsa yang Satu – Menumbuhkan kesadaran bahwa semua rakyat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, merupakan bagian dari satu bangsa yang sama.
  3. Bahasa Persatuan – Bahasa Indonesia menjadi simbol persatuan dan alat komunikasi nasional yang menyatukan berbagai suku dan bahasa daerah.

Peran Lagu “Indonesia Raya”

Pada penutupan Kongres Pemuda II, seorang tokoh muda bernama Wage Rudolf Supratman (W.R. Supratman) mempersembahkan lagu ciptaannya yang berjudul “Indonesia Raya” dengan menggunakan biola. Lagu ini pertama kali diperdengarkan di hadapan para peserta kongres dan mendapat sambutan yang sangat meriah.

Lagu tersebut kemudian dijadikan lagu kebangsaan Indonesia, yang menambah kuat semangat persatuan di kalangan pemuda saat itu.

Tokoh-Tokoh Penting di Balik Sumpah Pemuda

Beberapa tokoh yang berperan besar dalam lahirnya Sumpah Pemuda antara lain:

  • Sugondo Djojopuspito – Ketua Kongres Pemuda II.
  • R.M. Djoko Marsaid – Wakil ketua kongres.
  • Muhammad Yamin – Penggagas ide persatuan dan penyusun teks Sumpah Pemuda.
  • W.R. Supratman – Pencipta lagu Indonesia Raya.
  • Amir Sjarifuddin dan R. Soegondo Djojopuspito – Tokoh muda yang berperan dalam organisasi PPPI.

Perjuangan mereka menjadi inspirasi bagi generasi penerus untuk selalu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Dampak dan Pengaruh Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda memiliki dampak besar terhadap perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Beberapa pengaruh pentingnya antara lain:

  1. Membangkitkan semangat nasionalisme.
    Para pemuda menyadari pentingnya bersatu di bawah satu identitas kebangsaan.
  2. Menjadi dasar pergerakan kemerdekaan.
    Setelah peristiwa ini, muncul berbagai organisasi nasional seperti Partai Indonesia (Partindo) dan Partai Nasional Indonesia (PNI) yang berjuang secara politik untuk kemerdekaan.
  3. Mempersatukan bahasa Indonesia.
    Bahasa Indonesia menjadi bahasa pemersatu bangsa hingga saat ini.
  4. Mendorong semangat gotong royong dan solidaritas nasional.
    Nilai-nilai Sumpah Pemuda terus menjadi pedoman bagi pembangunan bangsa Indonesia yang beragam.

Peringatan Sumpah Pemuda di Masa Kini

Hingga kini, setiap tanggal 28 Oktober, seluruh masyarakat Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda. Peringatan ini biasanya diisi dengan berbagai kegiatan seperti upacara bendera, lomba kebangsaan, seminar, dan kegiatan sosial yang mengusung tema semangat persatuan dan nasionalisme.

Di era modern yang penuh tantangan global, makna Sumpah Pemuda menjadi semakin relevan. Pemuda masa kini diharapkan tidak hanya bersatu dalam semangat kebangsaan, tetapi juga berperan aktif dalam pembangunan bangsa melalui inovasi, kreativitas, dan kepedulian sosial.

Makna Sumpah Pemuda bagi Generasi Muda

Sumpah Pemuda mengajarkan pentingnya persatuan dalam keberagaman. Indonesia terdiri dari ribuan pulau, ratusan suku bangsa, dan berbagai bahasa daerah. Namun, semua itu bisa disatukan dalam satu semangat: Indonesia yang berdaulat dan bermartabat.

Generasi muda hari ini perlu menjadikan semangat Sumpah Pemuda sebagai inspirasi untuk:

  • Menjaga toleransi antarumat beragama dan suku bangsa.
  • Meningkatkan rasa cinta tanah air melalui karya nyata.
  • Menolak segala bentuk perpecahan dan disinformasi.
  • Berkontribusi aktif dalam pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya bangsa.

Sumpah Pemuda adalah warisan luhur bangsa Indonesia yang menjadi bukti nyata kekuatan persatuan. Dari ikrar sederhana yang diucapkan para pemuda pada tahun 1928, lahirlah kesadaran nasional yang mengantarkan Indonesia menuju kemerdekaan pada tahun 1945.

Semangat “Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa” harus terus dijaga oleh setiap generasi agar persatuan Indonesia tetap kokoh menghadapi perubahan zaman.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button